Senin, 26 Desember 2011

Interaksi Sosial di Masyarakat

0

SK
KD
Interaksi sosial di masyarakat
.       1. Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial di masyarakat.
.      2. Menjelaskan interaksi sosial yang terjadi di masyarakat
       3. Memahami interaksi sosial di masyarakat.


Materi Nilai dan Norma Kelas X Semester I

0

Oct 19, '07 11:54 PM
untuk semuanya

NILAI DAN NORMA DLAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

     Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam social. Norma dan nilai pada awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai makluk social dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman, pedoman itu lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.

     Rumusan tentang norma dan nilai menurut para tokoh pada dasarnya sama. Penulis pada kesempatan ini akan memrumuskan pengertian norma dan nilai social sebagai berikut :
Nilai sosial adalah suatu perbuatan atau tindakan yang oleh masyarakat dianggap baik. Nilai social dalam setiap masyarakat tidak selalu sama, karena nilai dimasyarakat tertentu dianggap baik tapi dapat dianggap tidak baik dimasyarakat lain.

Materi Kelas X Semester I

0


Oleh : Nabilah Fisabilillaha



                      INTERAKSI SOSIAL

            Faktor – Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :
1.     Tindakan Sosial
2.     Kontak Sosial
3.     Komunikasi Sosial

1.      Tindakan Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat .

Senin, 19 Desember 2011

Tenaga Kerja Wanita pada Industri Rokok di Kota Kudus dalam Perspektif Gender

1


A.            PENDAHULUAN

1.            Latar Belakang
Kudus adalah sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kota kretek. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh rokok . secara historis munculnya produk rokok asli Indonesia yang dikenal dengan sebutanrokok kretek ini pertama kali muncul dari Kudus. Secara ekonomis,perkembangan industri rokok kretek di Kudus, mulai dari rokok sebagai kerajinan tangan sampai indutri pabrikan, dan tak lepas pula rokok kretek sebagai produk industri rumah tangga khas Kudus.Industri rokok kretek sebagai produk massal yang menyerap danmelibatkan sejumlah besar tenaga kerja (buruh), sehingga dengan demikia keberadaan indurti rokok kretek sangat berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan ekonomi warga masyarakat Kudus.Harus diakui, bahwa industri rokok memiliki kontribusi besar dalamperekonomian nasional dengan setoran cukainya.

Faktor Faktor Interaksi Sosial

1

Faktor-faktor interaksi sosial

1. Imitasi
Imitasi adalah proses social atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan atau gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain.
Contoh :
a. Dalam lingkungan keluarga
Contohnya : cara berbicara, cara berpakaian
b. Dalam lingkungan masyarakat
Contohnya : Gaya rambut dan pakaian. Faktor-faktor yang mempercepat proses imitasi.
a. media audio visual seperti radio, dan televisi serta media cetak (Koran, majalah).
b. Makin kompleksnya masyarakat dan makin tingginya interaksi social.

Paradigma

0

Paradigma

Fakta sosial
Definisi sosial
Perilaku sosial
Terpadu

Tokoh
Durkheim
Weber
B.F. Skinner
Durkheim
Marx
Weber
Parsons







Exemplar
Durkheim melihat sosiologi tengah berada dalam ancaman bahaya pengaruh 2 cabang yaitu filsafat dan psikologi, ini dikemukakan untuk membedakan sosiologi dari psikologi

Weber tidak memisahkan dengan tegas antara struktur sosial dengan pranata sosial, keduanya membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh arti atau makna.
Skinner melihat kedua paradigma fakta sosial dan definisi sosial sebagai perspektif yang bersifat mistik atau teka teki tidak dapat diteranglan secara rasional.    
Paradigma terpadu ini membahas keseluruhan tingkatan dan berbagai paradigma sosiologi itu lebih bersifat saling melengkapi.
Pokok
persoalan
Durkheim menyamakan fakta sosial dengan pranata sosial, kemudian  ia juga menghubungkan antara fakta sosial dengan pranata sosial
Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami tindakan sosial  untuk sampai kepada penjelasan kausal.

Tingkah individu yang berlangnsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.
Dalam kenyataan, realitas sosial paling tepat dipandang sebagai kesatuan sosial yang berskala luas yang mengalami perubahan secara terus menerus,
Teori
T. Fungsionalisme        
Structural
T. Konflik
T. Sistem
T. Sosiologi
makro    
       
T. Aksi
T.Interaksionisme simbolik
T. Fenomenologi
T. Behavioral
Sociology
T. Exchange


Metode
Kuesioner
Interview
Observasi
Kuesioner
Interview
Observasi

Contoh
kongrit






Kenakalan Remaja, Faktor Penyebab dan Tips Menghadapinya

1


Minggu, 01-02-2009 10:13:45
Kanal: Opini
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:

Internet, Relasi, dan Kontrol Sosial

0

                                                                                              

·      Oleh Kuncoro Bayu P

Energi besar yang berada dalam masyarakat terbayang inilah yang jadi kekuatan masyarakat sipil, tidak kalah dahsyatnya dari unjuk rasa yang melibatkan warga secara fisik

DALAM minggu ñ minggu terakhir ini, kehidupan sosial, politik, dan hukum di Indonesia banyak diwarnai berbagai kejadian yang menyedot perhatian publik. Kasus terakhir yang cukup menyita perhatian adalah kriminalisasi pimpinan KPK serta mencuatnya kembali kasus Prita Mulyasari. 

Kedua kasus tersebut mencapai klimaksnya ketika masyarakat sipil menciptakan gerakan sosial yang luar biasa dahsyat sehingga mampu memberikan peran yang sangat signifikan terhadap arah penanganan kasus tersebut. Gerakan sosial tersebut tercipta melalui apa yang disebut Gerakan Satu Juta Facebooker mendukung Bibit-Chandra, serta gerakan Koin untuk Prita yang digagas oleh komunitas blogger di Indonesia.

Identifikasi Masalah

0

identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang  penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb).
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain.
Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit Kumar, 1996):

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDUKAN PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGRI PECANGAAN KELAS XI IPS TAHUN AJARAN 2011/2012

3

  1. IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDUKAN PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGRI PECANGAAN KELAS XI IPS TAHUN AJARAN 2011/2012.
  2. Latar Belakang
Masa depan dan nasib suatu bangsa sebagian besa ditentukan oleh hasil pendidikan yang berkualitas, hal itu dikarenakan pendidikan dipandang sebagai wahana dan sekaligus untuk mensiapkan lahirnya para putra bangsa yang berkualitas supaya dapat memajukan bangsanya. Suatu bangsa yang mengabaikan pendidikan sama saja seperti menelantarkan dirinya sendiri, tidak ada tujuan dan tidak ada arah untuk menjadi lebih maju menjadi lebih baik. Sejalan dengan kualitas pendidikan yang sangat berat, sudah sepatutnya kita mempertanyakan tentang bagaimanakah kurikulum di Indonesia.

makalah mpk

0

A.    JUDUL  “PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS  DI SMA NEGERI 1 WELAHAN JEPARA TAHUN AJARAN 2011/2012.
B.     Latar Belakang
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan  nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis jenjang masing-masing satuan pendidikan (pasal 37 UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional.
Dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran guru harus memperhatikan strategi pembelajaran yaitu serangkaian tindakan efektif, terencana dan terarah, agar dapat mencapai sasaran maupun tujuan dari kegiatan belajar mengajar. Guru merupakan komponen penting yang berperan sebagai penanggung jawab dalam proses pembelajaran yang bertanggung jawab dalam proses penyerapan bahan pelajaran. Perangkat pelajaran komponen yang ikut menentukan proses alih pengetahuan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.
Namun pada kenyataannya sekarang ada kecenderungan dimana guru kurang kreatif dan variatif menyajikan materi, ketidak tepatan guru menggunakan metode akan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran yang diharapkan karena siswa tidak bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru, dan seringnya guru menekankanagar siswa banyak membaca dan menghafalkan materi oleh siswa, untuk itu kreativitas guru sangat penting.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis terdorong mengadakan penelitian dengan judul  “Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa dalam Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Welahan Tahun ajaran 2011/2012.
C.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:\
1.      Bagaimanakah kreativitas mengajar guru tehadap siswa di SMA Negeri 1 Welahan kelas XI IPS?
2.      Bagaimanakah pemahaman siswa dalam pelajaran sosiologi di SMA Negri 1 Welahan kelas X1 IPS?
3.      Seberapa besar pengaruh pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap pemahaman siswa dalam pelajaran sosiologi di SMA Negri 1 Welahan kelas X1 IPS?
D.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui kreativitas mengajar guru tehadap siswa di SMA Negeri 1 Welahan kelas XI IPS.
2.      Untuk memahami seberapa beasar pemahaman siswa dalam pelajaran sosiologi di SMA Negri 1 Welahan kelas X1 IPS.
3.      Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap pemahaman siswa dalam pelajaran sosiologi di SMA Negri 1 Welahan kelas X1 IPS.
E.     Manfaat Penelitian
1.      Memberikan masukan kepada para pendidik khususnya guru sosiologi untuk selalu memiliki kreativitas dalam mengajar dan menambah pengetahuan, pemahaman materi yang akan diajarkan.
2.      Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran sosiologi.
3.      Memberikan informasi kepada sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru.
  1. Batasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap judul skripsi ini maka diberi batasan-batasan terhadap beberapa istilah yang dipakai dalam judul penelitian ini, antara lain:
1.    Pengaruh
          Adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Poerwadarminta, 1976:73)
2.      Kreativitas mengajar guru
        Adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk mencipta dan membuat kombinasi baru serta bisa memodifikasi pembelajaran (Munandar, 1996:47)
3.    Tingkat Pemahaman
            Adalah jenis jenjang dalam aspek kognitif yang memiliki tujuan agar peserta didik dapat memahami atau menguasai arti pelajaran yang dapat berupa terjemahan, penafsiran atau pengertian untuk menguasai pelajaran tersebut (Adi Purnomo, 1993:2)

4.    Mata pelajaran sosiologi
            Adalah bahan pengajaran yang disiapkan dan disajikan oleh guru kepada siswa berupa materi tentang interaksi manusia.
5.      Siswa kelas XI IPS
        Adalah sekelompok SMA yang dinyatakan naik kelas dari kelas X ke kelas XI yang mengambil jurusan IPS.
  1. Landasan Teori
1.    Kreativitas Mengajar Guru
a.       Pengertian Kreativitas
Kreativitas bersumber dari kata bahasa inggris “to create” yang dapat di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan istilah mencipta yang berarti mengarang atau membuat sesuatuyang berbeda bentuk susunan atau gayanya dari pada yang lazim dikenal oleh orang banyak. Jadi kreativitas adalah kemampuan yang efektif untuk mencipta seperti dimaksut itu (Alisabana, 1997:87).
b.      Pengertian Mengajar
Mengajar adalah suatu proses pengaturan kondisi-kondisi dengan mana pelajaran merubah tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan-tujuan sendiri (Mustakim, 2001:91). Sedangkan menurut Muhammad Ali mengajar merupakan suatu proses yang komplek, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa (Ali, 1983:11).
c.       Kreativitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar Guru
              Sebagai guru yang kreatif ketika mengajar guru menggunakan alat dan media pengajaran. Penggunaan media dan alat-alat pelajaran dapat membantu peserta didikyang mempunyaikelemahan-kelemahan tertentu. Gur u memberikan bantuan dan bimbingan khusus kepada anak-anak yang kurang cepat atau lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat di berikan pada jan pelajaran atau luar jam pelajaran (Ibrahim, 2003:25).
2.      Konsep Tingkat Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Sosiologi
a.       Tingkat Pemahaman Siswa
              Pemahaman siswa adalah kawasan satu lebih tinggi dari kemampuan mengingat  materi pelajaran  sebagai tingkatan yang rendah arti mencerna suatu pengertian. Pemahaman siswa didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk menangkap arti suatu materi pelajaran, dapat berupa menjelaskan pengertian, membedaka, menggeneralisasikan, menggambarka.
              Komponen pemahaman yang terkait dalam pembelajaran terdiri dari: motivasi siswa, bahan belajar, alat bantu ajar, suasana belajar kondisi subjek yang belaja. Komponen inilah yang bersifat dinamis, yang sering berubah menguat dan melemah dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.
b.      Pengertian Sosiologi
Sosiolgi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sosiologi sebagai ilmu dan sosiologi sebagai metode.
                          Sosiologi sebagai ilmu, merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis.
              Sosiologi sebagai metode, adalah sebuah cara berpikir untuk mengungkapkan realita sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3.      Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Tingkat pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaan Sosiologi
                    Kreativitas mengajar guru terhadap tingkat pemahaman siswa ternyata ada pengaruh yang positif dan kreatif juga sangat menunjang keberhasilan siswa demikian juga guru yang mengajarkan sosiologi sangat dituntut untuk melakukan kreativitas dalam melakukan kegiatan belajar mengajar karena penyajian materi pelajaran sosiologi sangat didominasi hafalan-hafalan dan uraian-uraian yang berupa pengertian dari tokoh penting dalam sosiologi hal tersebut selalu berjalan berulang-ulang dan bersifat monoton tentu akan berakibat pada siswa timbulnya rasa bosan kurang tertarik dan ada kalanya siswa mengantuk di kelas dan akhirnya siswa tidak bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Jadi peran guru kreatif  dalam kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa.
  1. Koleerangka Berfikir dan Hipotesis
1.     
Pemahaman sosiologi pada pelajaran sosiologi (Y)
 
Penggunaan pembelajaran yang kreatif (x)
 
Kerangka Berfikir
 



Kerangka teori dalam penelitian ini menjelasakan bahwa dalam belajar mengajar dari guru yang kreatif diperoleh pemahaman materi yang maksimal oleh siswa. Dengan kata lain bahwa kreativitas mengajar guru akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi sosiologi.
2.      Hipotesis
Sehubungan denagan hal diatas maka penulis memgajukan rumusan hipotesis kerja (Ha) sebagai berikut:
a.    Penggunaan pembelajaran yang kreatif menunjukkan kriteria tinggi berdasarkan data yang diperoleh bahwa:
    DP=   Skor total    x 100%
               Skor maksimal
Keterangan:
DP = diskriptif prosentase
R   = skor total angket jawaban siswa
N  = skor maksimum angket
I.  Metode Penelian
                Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk mengungkap masalah-masalah dengan pengumpulan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa serta menginterpertasikan data berupa angka atau skor.
                Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang perlu diperhatikan yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau variabel yang tidak tergantung dapat diubah atau direkayasa oleh peneliti, sedangkan variabel terikat atau variabel yang tergantung tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kreativitas mengajar guru, sedang variabrl terikatnya adalah tingkat pemahaman yang diperoleh siswa setelah diterapkan kreativitas mengajar guru sosiologi. Peneitian  trsebut dilakukan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Welahan Jepara Tahun ajaran 2011?2012.
1.   Populasi dan Sampel
a.    Populasi
            Menurut suharsimi Arikunto (2002: 18) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitin ini adalah semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Welahan Jepara Tahun ajaran 2011/2012.
b. Sampel
            Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk mewakili populasi (Arikunto, 1991: 104). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proposional random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara merata kesetiap kelas, sehingga setiap responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel yang akan diambil dalam penelitian ini digunakan rumus slovin
                         n=          N
                                    1+N.e2
                        Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditaksir atau di gunakan.
c.      Variabel Penelitian
            Variabel yaitu obyek yang menjadi pusat penelitian (Arikunto, 1996: 91). Penelitian yang dilakukan dalam hal ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat.
1)      Variabel bebas
            Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kreativitas mengajar guru.
2)      Variabel terikat
            Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 1 welahan Jepara tahun  ajaran 2011/2012.
d.     Instrumen penelitian
1)      Identifikasi variabel
              Variabel yang dikaikan secara langsung dalam penelitian ini adalah kreativitas mengajar guru sebagai variabel bebas dan tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran sosiologi yang menjadi variabel terikat.
2)      Penyusunan instrumen
a.       Instrumen untuk mengukur pendapat siswa terdapat kreativitas mengajar guru dalam mata pelajaran sosiologi.
b.      Instrumen untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
c.       Uji coba instrumen
(a)    Uji validitas instrumen
              Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 144).
1.      Angket                                              
2.      Tes
(b)   Uji reabilitas Instrumen
              Reabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambilan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002; 254).
e.      Metode Pengumpulan Data
a.       Metode Dokumentasi
            Data ini diambil dari nama sidwa, dalam pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling yaitu jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai objek penelitian.
b.      Metode angket dan kuesioner
            Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden (guru) untuk dijawab, biasanya dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Metode angket atau metode kuesioner digunakan untuk mengungkapkan variabel bebas.
c.       Metode tes
            Adalah pengumpulan data dengan jalan memberikan serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur.






DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Kerangka Dasar. Jakarta
Singarimbun, Masri, dkk.1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Oemar, Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: T. Raja Grafindo Persada
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprihatin, dkk.2004.Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press
Tri Anni, Cathrina, dkk. 2006.Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.